29 April 2024

QRIS Antarnegara Pacu Omset UMKM Baduy, Turis Makin Praktis Belanja

Pengunjung memindai barcode QRIS untuk membayar pembelian produk kerajinan di Rumah UMKM Karya Heuleut Kanekes milik Amir bin Salim. Foto : Dok Amir

PELANCONG silih berganti masuk Desa Wisata Saba Budaya (Baduy luar) di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kunjungan mereka menikmati wisata adat, budaya, serta suasana alam kampung Suku Baduy yang etnik dan hijau. Rumah-rumah penduduknya masih Sulah Nyanda, rumah adat asli turun temurun berlantai bambu, berdinding kayu, beratap ijuk.

Sambil meniti jalan setapak menuju hulu pedalaman, wisatawan bisa melihat berbagai macam produk khas kerajinan yang dipajang di bale-bale, bilik-bilik (dinding), atau sosoro (beranda) rumah kanan kiri. Seperti tas anyaman, rajutan, kain tenun Baduy, sal, batik, madu, makanan atau minuman.

Urang Kanekes memang kini tak hanya berprofesi sebagai petani peladang, tapi juga sudah berwirausaha seiring kampung adatnya menjadi Desa Wisata Saba Budaya. Mereka menghasilkan sendiri cendramata atau souvenir yang dapat menjadi buah tangan pelancong. Suku Baduy menjualnya untuk pendapatan sehari-hari seperti UMKM Karya Heuleut Kanekes milik Amir bin Salim di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes.

Selain memamerkan produk kerajinan, Amir menggantung bingkai barcode QRIS pada tiang rumah-nya. “Kalau pengunjung mau membeli souvenir, bayarnya bisa tunai, bisa non tunai pakai QRIS,” kata Amir. Ia mengaku menggunakan pembayaran digital dengan metode QR Code dari Bank Indonesia (BI) sejak tahun 2019.

“Tak hanya saya yang punya, tapi UMKM-UMKM di Kanekes ini juga telah menggunakan QRIS,” lanjutnya.

Di Kampung Kadu Ketug saja ada sekitar 40-50 pelaku UMKM, belum kampung yang lain. Total Desa Kanekes memiliki 72 kampung, terbagi menjadi 3 kampung Baduy Tangtu (Baduy Dalam) dan 69 kampung Baduy Panamping dan Dangka (Baduy Luar). Penduduknya lebih dari 20 ribu jiwa dengan 3.500 KK.

Amir menyebut, barcode QRIS-nya diterbitkan BI bekerjasama dengan BRI, BCA, dan bank lainnya.

“Banyak pelancong lokal (Banten) atau dari Sumatera, Kalimantan, Jakarta membayar dengan QRIS,” paparnya.

Bahkan turis asing dari Malaysia, Thailand, atau negara lain ikut menggunakan sistem pembayaran QRIS Cross-Border Transaction.

Dengan fasilitas itu, turis memang tak perlu repot lagi menukar uang Rupiah untuk jajan di bank/money changer saat berada di Indonesia. Tinggal pindai QR Code di merchant-merchant yang ada. Begitu pula ketika orang Indonesia ke luar negeri. Kemudahan transaksi lintas batas ini seperti tujuan BI saat meluncurkan QRIS Antarnegara pada 29 Agustus 2022, untuk mengoptimalkan konektivitas sistem pembayaran antar negara ASEAN.

“Wisatawan asing biasanya dikawal guide travel, mungkin mereka diajari mengakses QRIS,” tuturnya. Selama ini transaksi QRIS bagi usaha Amir sangat membantu, sebab ada saja pengunjung berbelanja kain khas Baduy yang harganya hingga Rp1,2 juta, tapi kehabisan uang atau tidak membawa uang tunai.

“Sekali pembayaran tergantung nilai belanjanya. Ada yang sampai Rp1 juta, Rp500 ribu, atau cuma Rp100 ribu,” sebutnya. Pas lagi ramai pengunjung weekend 500-1.000 orang, transaksi semakin besar. “Turis luar negeri ada saja yang datang belanja, tapi mereka memang pilih-pilih. Tidak seperti wisatawan nusantara sepulang dari sini harus bawa oleh-oleh,” tuturnya.

Bagi Amir, penggunaan QRIS praktis, cepat, efisien, dan tercatat. Apalagi sirkulasi barang keluar masuk dan omset bersih-nya mencapai Rp10-15 juta per bulan sehingga perlu pembukuan akurat. Dia juga tak susah lagi menyiapkan uang kembalian, konsumen tinggal memindai kode QR, bayar, dan uangnya masuk rekening Amir.

“Saya kira pelaku UMKM (merchant QRIS, red) di kampung ini merasakan manfaat sama. QRIS memudahkan transaksi kami, makanya banyak yang memajang stikernya di beranda seperti saya,” tuturnya.

Penggunaan QRIS oleh UMKM Suku Baduy menandakan sistem pembayaran berbasis digital ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat hingga kelompok UMKM mikro di pedalaman Tanah Air. Bahkan tak sekedar itu, UMKM pun telah menjangkau transaksi lintas batas negara, layaknya turis bertransaksi dengan QR Code di Karya Heuleut Kanekes.

Semua ini tak lain atas inisiasi Indonesia sebagai Keketuaan ASEAN mengimplementasikan ASEAN Regional Payment Connectivity (RPC) bagian dari “G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Paymnets”.

Bank Indonesia bersama bank-bank sentral negara-negara ASEAN, yaitu Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) sepakat bekerja sama mendorong konektivitas lintas batas negara melalui sistem pembayaran QRIS Cross Border Transcation atau QRIS Antarnegara.

Ditandai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Bali, dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Senin (14/11/2022).

(Dari kiri) Deputy Governor of BOT Ronadol Numnonda, Managing Director of MAS Ravi Menon, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Governor of BNM Nor Shamsiah Yunus, Deputy Governor of BSP Mamerto E Tangonan. Foto : Screenshot Youtube BI

QRIS Antarnegara yang merupakan milestone Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia tahun 2025 mewujudkan pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CeMuMuAH), seperti slogannya “Satu QRIS Untuk Semua”.

RPC juga meningkatkan efisiensi dan volume transaksi pembayaran lintas negara, memacu pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan (UMKM) dan pariwisata, memperbanyak wisatawan, mempromosikan ekonomi digital dan inklusi keuangan, hingga memperkuat stabilitas makroekonomi.

Jadi tak hanya turis ASEAN bisa mengakses QRIS di Indonesia, orang Indonesia pun bisa melakukan hal sama. Jika pergi ke Malaysia atau Thailand, wisatawan dapat menemukan UMKM atau pedagang kaki lima memajang QR Code yang sudah terkoneksi QRIS di Indonesia. Seperti cerita Indrabayu ketika berada di Lee Gardens Night Market, Hat Hai, Thailand Selatan.

Dalam postingannya di channel Youtube @Bankerindo (18/09/2023), Indra mengaku tak perlu lagi menukar mata uang Rupiah ke Baht (Thailand) untuk membeli barang, tapi cukup scan barcode QRIS Antarnegara. Contohnya saat ia mendatangi lapak pedagang orange juice dan berkeinginan membayar pakai QRIS.

Tangkapan layar Youtube @Bankerindo, Indra memindai QR Code dengan QRIS BCA Mobile saat membeli orange juice di Lee Gardens Night Market, Hat Hai, Thailand Selatan.
Tangkapan layar Youtube @Bankerindo, Indra memindai QR Code dengan QRIS BCA Mobile saat membeli orange juice di Lee Gardens Night Market, Hat Hai, Thailand Selatan.

Sebelum membeli, ia terlebih dulu men-scan kode QR menggunakan aplikasi myBCA namun QR tidak sesuai. Lalu Indra memindai dengan QRIS BCA Mobile ternyata bisa. Ia memasukan harga jus 20 Baht dan otomatis kurs-nya dikonversi ke Rupiah. “Tinggal klik ok, masukan PIN QRIS, dan dana langsung terpotong,” katanya.

Hal sama diceritakan Fikri dalam channel @Exploringwithfikri saat berada di Bangkok, Senin (20/3/2023). Dari Sathorn Ghost Tower yang terkoneksi BTS Skytrain, Fikri mau pergi ke Stasiun Saphan Taksin sekitar pukul 15.23 ICT.

Ketika membeli tiket kereta api itu, Fikri biasanya menggunakan koin Baht atau e-money. Tapi hari itu, ia membayar dengan QRIS Antarnegara. Di mesin tiket BTS Skytrain mandiri, Fikri mengakses sendiri, memilih stasiun tujuan, keluar tarif 32 Baht. Di sana tertera pilihan pembayaran menggunakan Rabbit Card atau Thai QR Payment.

“Biasanya saya bayar pakai koin atau Rabbit Card, sekarang mau gunakan QRIS,” jelasnya. Dia kemudian memindai Thai QR dengan QRIS BCA Mobile, muncul di layar HP-nya nilai konversi mata uang Rupiah mesti dibayar Rp14.719,78 dengan kurs 1 THB Rp459,99.

“Sudah ada QRIS di Thailand, bisa buat bayar apapun,” terangnya.

Target Meluas Sampai ASIAN, Meningkatkan Perekonomian Negeri

Setelah Malaysia dan Thailand, BI resmi memulai uji coba QRIS Antarnegara Indonesia-Singapura pada 17 Agustus 2023. Pengumumannya bersamaan peluncuran fitur baru QRIS Tuntas (tarik tunai, transfer, dan setor tunai). Untuk Filipina ditarget terealisasi kuartal 4 tahun ini juga, sementara Vietnam, BI dan State Bank of Vietnam (SBV) baru meneken MoU Kerjasama Konektivitas Pembayaran Kawasan pada 25 Agustus 2023.

Ke depan, Bank Indonesia berharap transaksi cross-border payment meluas sampai negara ASIAN seperti Jepang, India, Korea Selatan yang saat ini sedang penjajakan. Presiden RI, Joko Widodo menyampaikan peluncuran QRIS Antarnegara oleh BI bukti Indonesia mengikuti kecepatan perubahan teknologi digital di bidang ekonomi.

“Saya minta kepada BI agar QRIS dapat dikoneksikan antarnegara. Sehingga memudahkan UMKM kita, dunia pariwisata kita berhubungan dengan negara lain. Kita harap terjadi efisiensi dan Indonesia tak hanya menjadi pasar atau pengguna, tetapi juga memiliki platform aplikasi,” katanya saat peluncuran QRIS Antarnegara di Jakarta, Senin (29/8/2022).

Baca juga : Hasil Youtube Analytics Kurang Bagus? Tingkatkan Engagement dengan 3 Cara Ini!

Sebegitu besar manfaat QRIS Antarnegara memang sudah terlihat, mengingat banyaknya UMKM menjadi merchant. Terbukti omset mereka bertambah seperti usaha Amir. BI mencatat hingga Juni 2023 ada 26,7 juta merchant QRIS dan 91,4 persen-nya merupakan UMKM. Pengguna QRIS di Indonesia lebih dari 34 juta dari target BI tahun ini 45 juta.

Tahun lalu volume transaksinya 1,03 miliar dan UMKM menopang 81 persen atau sekitar 1 miliar transaksi. Artinya, peningkatan transaksi merchant QRIS turut memacu pertumbuhan ekonomi, karena seperti diketahui UMKM adalah tulang punggung perekonomian negeri.

Catatan Kementerian Koperasi dan UMKM, terdapat 65,4 juta UMKM di Indonesia, menyerap 97 persen atau 117 juta pekerja dunia usaha. Kontribusinya terhadap PDB nasional lebih dari 60 persen menandakan sektor ini penggerak utama. Tak hanya di Indonesia, perekonomian negara ASEAN pun ditopang UMKM. Ada lebih dari 70 juta UMKM di ASEAN, jumlah itu 97,2-99,9 persen dari total usaha yang ada.

Kini QRIS mudah diakses seluruh lapisan masyarakat mengingat penyedia jasa pembayaran (PJP) di Indonesia maupun ASEAN cukup banyak. Ada bank digital, mobile banking, dompet digital (e-wallet). Pembayaran dengan QRIS bisa dilakukan di berbagai merchant berlogo QRIS untuk transaksi apapun, baik itu belanja di toko, membayar parkir, membeli tiket wisata, hingga menyumbang donasi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan konektivitas pembayaran dengan QR Code memfasilitasi perdagangan antarnegara secara lebih efisien, khususnya bagi UMKM, serta mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

“Ada tiga keuntungan yang dapat diraih. Pertama, QR Standar, fast payment, dan mata uang lokal terhubung satu sama lain. Kemanapun kita pergi ke negara ASEAN, kita bisa menggunakan QR. Itu menjadi pembayaran yang cepat dan mudah,” ujar Perry dikutip dari laman kominfo.go.id.

Kedua membuat legasi lewat digitalisasi untuk membantu kaum perempuan dan kaum muda. “Kita ciptakan koneksi bukan hanya soal uang, tetapi untuk hidup lebih baik,” lanjutnya. Ketiga kesepakatan yang dicapai 5 negara ASEAN adalah langkah awal masuk ke dunia digital yang lebih besar, yaitu dari Asia ke global. Pada akhirnya implementasi QRIS Antarnegara menjadi salah satu kunci mendorong aktivitas perekonomian lokal dan mancanegara, karena dengan “QRISnya satu, menangnya banyak!” (*)

*Tulisan ini sebagai participant of BI Digital Content Competition 2023.

31 thoughts on “QRIS Antarnegara Pacu Omset UMKM Baduy, Turis Makin Praktis Belanja

  1. Wah keren banget nih suku Baduy sudah menggunakan Qris. Semoga dengan alat pembayaran digital ini semakin banyak turis yang datang dan beli berbagai macam aksesoris dan kerajinan di sana, soalnya bayarnya juga mudah, yang awalnya nggak pengin beli bisa jadi berubah pikiran ngeborong banyak, hehe

  2. Wah sekarang di Baduy udah pake sistem qris untuk pembayaran, jadi ga khawatir kalau mau beli oleh-oleh dan uang tunai kurang. Beberapa pedagang dan usaha yang kutemui juga skrg sudah menerapkan sistem pembayaran qris

  3. Wah, jadi ingat dulu waktu SMA studi ke Baduy seruuu buwangeett pengalaman yang nggak terlupakan. Sekarang makin mudah aja karena ada fasilitas QRIS ya, nggak perlu bawa uang cash banyak-banyak.

  4. Nyaman banget karena QRIS bisa digunakan dimanapun.
    Sehingga gak perlu khawatir gak bawa uang cash atau kesulitan dengan mata uang negara lain, ada QRIS yang membantu.

  5. Wah dengan adanya metode payment QRIS jadi lebih mudah dan simple ya.
    Jangankan turis, di kota-kota besar di Indonesia khsusunya anak muda sudah banyak yang memilih cashless (QR) karena kemudahan yang ditawarkan sangat support dengan kondisi saat ini.

    Semoga semakin mudah metode payment belanja, semakin meningkatkan pendapatan UMKM setempat, aamiin.

  6. Wih….MasyaAllah dengan bantuan teknologi produk UMKM asal baduy bisa mendunia keren banget. Pastinya diikuti dengan dengan kesejahteraan yang semakin meningkat bagi warganya.

  7. barusan siang ini suami bilang ke saya, lebih enak ketinggalan dompet daripada hape hehe. Karena apa-apa sekarang udah digitalisasi. contohnya aja belanja di Baduy, lupa bawa uang eh ada QRIS. Gak ada lagi ceritanya lupa bawa dompet

  8. Wah, ulasannya keren sekali, Kak. Keberadaan QRIS Antarnegara ini sungguh patut diapresiasi karena sangat memudahkan dan mendorong kemajuan pengusaha UMKM, khususnya di sektor pariwisata. Mantap.

  9. Senangnya sudah ada QRIS Antarnegara. Selama ini saya sudah pakai QRIS untuk melakukan pembayaran di banyak merchant. Bahkan di kantin sekolah anak saya sudah bisa bayar pakai ini. Praktis, mudah, aman, nyaman…Apalagi kalau ada QRIS Antarnegara, ga perlu ribet nukar uang ke money changer, bawa uang cash di negeri orang, atau keluarin kartu yang rawan juga. Pakai QRIS, tinggal pindai, selesai!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *